Prabu Siliwangi - Bara di Balik Terkoyaknya Raja Digdaya
Prabu Siliwangi (1482-1521M), putra Dewa Niskala, berhasil menyatukan Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda, mengantarkan Pajajaran mencapai puncaknya. Sosok raja digdaya yang dihormati rakyat dan dikagumi musuh ini, memiliki bala tentara yang hebat, siap menghalau musuh dan menyabung nyawa mempertahankan kerajaan. Siapa sangka, helaan napas dendam dan semburat darah tepercik di Pajajaran, bukan karena kedatangan musuh melainkan bersebrangan prinsip dengan putra mahkota, Walangsungsang.
Prabu Siliwangi berbalik. Menatap tajam pada Walangsungsang. Dengan satu gerakan halus tapi sangat cepat dan terukur, kujang itu telah menempel di leher putra mahkotanya.
“Jika pohon yang meranggas itu adalah kerajaan kita dan yang sedang berteduh di bawahnya adalah ayahmu, Walangsungsang, apa kau juga akan tetap menumbangkan pohon itu?” bentak Prabu Siliwangi, dadanya turun naik tak biasanya. Kemarahan sedang membakar hatinya. Walangsungsang bergeming. Kelak, ia pun tak punya pilihan lain selain harus berhadapan dengan ayahandanya sendiri, sekalipun tidak dimaksudkan untuk saling menghinakan. Ia datang untuk membuat parit-parit agar mampu mengalirkan ajaran Islam merata ke seluruh persada.
nantikan kisah kisah selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar